BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam dunia pendidikan kita sebagai calon seorang guru
dituntut untuk mempunyai pengetahuan, kreatifitas serta wawasan yang luas untuk
memahami peserta didiknya yang meliputi psikologi, kemampuan, kelemahan, dan
kelebihan yang dimiliki oleh anak didik. Untuk mengetahui kemampuan dan
perkembangan peserta didik dapat dilakukan melalui tes dan juga non tes.
Jenis tes yang digunakan ada bermacam-macam yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya sendiri. Tes digunakan untuk mengukur
sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menangkap dan memahami mata pelajaran
yang telah di sampaikan oleh sang guru. Sedangkan untuk menilai pola perilaku
individu dari peserta didik dapat dilakukan dengan teknik sosiometri.
Sosiometri merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan
sosial dan tingkah laku sosial peserta didik, karena melalui sosiometri kita
memperoleh data tentang susunan hubungan antar individu, struktur hubungan
antar individu dan arah hubungan sosial.
Sosiometri mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam Bimbingan dan Konseling. Sosiometri bermanfaat untuk merencanakan program
yang kontruktif untuk menciptakan iklim
sosial yang lebih baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian
dalam lingkungan pergaulan di sekolah. Sosiometri juga bermanfaat membantu
siswa dalam menyelesaikan masalah penyesuaian diri dalam kelompok. Di setiap
lingkungan pergaulan atau kelompok selalu ada seorang (pihak) yang terkucil.
Entah itu karena dia menarik diri dari pergaulan dikelompoknya atau dia
dikucilkan oleh teman-temannya. Untuk itu dengan sosiometri, guru dapat melihat
siswa-siswa yang terkucil di kelas tertentu. teknik ini biasanya diterapkan
oleh guru BK ( Bimbingan Konseling).
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa pengertian dari sosiometri?
b.
Apa tujuan dari teknik soiometri?
c.
Apa saja jenis-jenis pengukuran sosiometri?
d.
Bagaimanakah syarat pengoperasian sosiometri?
e.
Apa saja bentuk hubungan sosiometri?
f.
Apa saja macam/jenis angket sosiometri?
g.
Bagaimana langkah penyusunan angket sosiometri?
h.
Bagaimanakah langkah pengadministrasiannya?
i.
Bagaimana langkah pengolahan dan analisis?
j.
Apa kelebihan dan kekurangan dari sosiometri?
k.
Bgaimanakah peran dan fungsi konselor?
C. Tujuan
a. Mengetahui
pengertian dari sosiometri
b. Mengetahui
teknik dari sosiometri
c. Mengetahui
jenis jenis pengukuran sosiometri
d. Mengetahui
syarat pengoperasian sosiometri
e. Mengetahui
bentuk hubungan sosiometri
f. Mengetahui
macam/jenis angket sosiometri
g. Mengetahui
langkah penyususnan angket sosiometri
h. Mengetahui
langkah pengadministrasian
i.
Mengetahui langkah pengolahan dan
analisis
j.
Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari
angket sosiometri
k. Mengetahui
peran dan fungsi konselor
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sosiometri
Sosiometri merupakan
metode pengumpulan data tentang pola struktur hubungan antara hubungan antara
individu-individu dalam suatu kelompok. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh
Moreno dan Jenning. Metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa kelompok
mempunyai struktur yang terdiri dari hubungan-hubungan interpersonal yang
kompleks.
Yang diselidiki melalui
metode ini adalah status sosial masing-masing anggota kelompok menurut
pandangna pribadi anggota yang lain dalam kelompok. Status sosial itu tercermin
dalam diterima atau tidak diterima oleh angota-anggota kelompok. Posisi setiap individu dan hubungan-hubungan
yang terjadi dalam struktur kelompoknya dapat diukur secara kuantitatif dan
kualitatif. Hasil pengolahan sosiometri akan diperoleh gambaran jumlah skor
yang diperoleh setiap orang, pola hubungan, intensitas hubungan, dan posisi
peserta didik dalam kelompoknya.
B.
Tujuan Teknik Sosiometri
Tujuaan
dari teknik sosiometri adalah:
1.
Mengassesment hubungan interpersonal;
menggali data tentang pola hubungan antar pribadi yang mengindikasikan kulaitas
tertentu.
2.
Mendeteksi perilaku sosial yang ‘incongruen’, sehingga kesehatan mental
individu dapat diindentifikasi. Termasuk dapat pula dipakai sebagai salah satu
sumber diagnosa kesulitan belajar dan berbagai macam persoalan lain.
C.
Jenis-jenis Pengukuran Sosiometri
Dalam sosiometri
terdapat 2 jenis pengukuran sosiometri, yaitu:
1. Kriteria
Khusus,
yaitu mengukur sikap
dan perasaan terhadap anggota lain dalam kelompok dalam situasi tertentu.
Misalnya: teman yang diinginkan sebagai partner diskusi; teman yang diinginkan
saat berekreasi.
2. Kuisioner,
yaitu mengukur sikap
dan perasaan terhadap anggota lain tetapi bukan dalam situasi khusus. Ohio
Social Acceotable Scale adalah contoh kuisioner sosiometri dalam segala situasi
dengan 6 tingkat penerimaan, yaitu:
a)
Sahabat yang baik (very, very best
friend)
b)
Teman biasa (my other friend)
c)
Bukan teman tetapi masih berhubungan
baik (not friend, but ok)
d)
Saya tidak kenal mereka (i don’t know
them)
e)
Saya tidak memperdulikan mereka (i don’t
care for them)
f)
Tidak saya sukai (i hate them)
D.
Syarat Pengoperasian Sosiometri
Syarat
untuk melakukan metode sosiometri adalah:
1.
Setiap anggota kelompok harus memahami
situasi kriterium/aktivitas khusus yang dijadikan ‘tema’ pengukuran
sosiometrik. Untuk membantu pemahaman semua anggota kelompok, pertanyaan
sosiometrik harus jelas dan aplikable, sehingga anggota dapat benar-benar
terlibat dalam pengukuran kualitas kelompok dengan teknik sosiometri.
Pengukuran ini memakai kriterium (aktivitas kelompok) yang jelas dan familiar
bagi anggota kelompok.
2.
Anggota kelompok harus sudah saling
mengenal sehingga dapat merefleksikan sikap dan perasaan tertentu yang selama
ini cenderung dialami terhadap anggota kelompok. Semakin lama individu yang
diukur dengan sosiometri memiliki pengalaman berinteraksi dalam kelompok, hasil
pengukuran dengan sosiometri semakin bermakna (berkualitas).
3.
Semakin dewasa usia individu yang diukur
dengan sosiometri hasilnya akan cenderung semakin reliable (konsisten) dan
valid (sesuai kriteria) sebab semakin dewasa kecenderungan preferensi individu
terhadap sesuatu semakin menetap.
4.
Anonim: yaitu hasil pilihan setiap orang
tidak boleh diketahui oleh anggota kelompok yang lain untuk menjaga kondisi
psikologis anggota kelompok. Jika individu tahu bahwa ia adalah orang yang
terisolir atau bahkan ditolak di kelompok, akan menimbulkan dampak psikolgis
yang buruk.
E.
Bentuk Hubungan dalam Sosiometri
Berdasarkan hasil
sosiogram dapat diperoleh beberapa bentuk hubungan, yaitu:
a. Hubungan
sosial segitiga,
menggambarkan
intensitas hubungan tiga orang individu yang cukup kuat atau intim.
b. Hubungan
sosial terpusat,
menggambarkan tingkat
popularitas seorang individu dalam kelompoknya.
c. Hubungan
sosial intim,
menggambarkan hubunga
beberapa orang yang saling memilh satu dengan yang lain dengan intensitas
hubungan yang kuat.
d. Hubungan
sosial berbentuk jala,
menggambarkan pola
relasi yang bersifat menyeluruh di mana setiap anggota saling saling berelasi.
Bentuk hubungan ini memiliki intensitas yang kuat, seluruh kelompok sebagai
satu kesatuan yang sukar untuk dipisahkan dan ketidakhadiran seseorang dalam
kelompok tidak akan menyebabkan perpecahan atau kerapuhan suatu kelompok.
e. Hubungan
berbentuk rantai,
menggambarkan pola
hubungan searah atau sepihak dan tidak menyeluruh. Intensits hubungan rendah,
sehingga relasi kelompok mudah rapuh.
F.
Macam/Jenis Angket Sosiometri
1. Nominatif
Pada tipe ini kepada
setiap individu dalam kelompok ditanyakan, siapa-siapa kawan yang
disenangi/tidak disenangi untuk diajak melakukan suatu aktivitas tertentu.
Pilihan harus ditulis berurutan dari pilihan pertama (paling disenangi),
pilihan kedua, ketiga,dst. Pilihan pertama diberi skor 3, kedua diberi skor 2,
ketiga diberi skor 1.
Hasil pengukuran angket
sosiometri nominatif diperoleh data sebagai berikut:
a. Luas
tidaknya hubungan sosial seseorang berdasarkan sedikit banyaknya mendapat
pilihan dari teman-temannya.
b. Intensitas
hubungan seseorang berdasarkan nomor urutan pilihan yang ditujukan padanya.
c. Struktur
hubungan yang terjadi dalam kelompok (sosiogram)
d. Status
hubungan (analisis indeks) pemilihan, penolakan, atau status pemilihan dan
penolakan.
2. Skala
bertingkat
Pada tipe skala
bertingkat, disediakan sejumlah pernyataan yang disusun bertingkat, dari
pernyataan yang menyatakan hubungan paling dekat, sampai hubungan paling jauh.
Pada setiap pernyataan, individu diminta menuliskan nama salah seorang teman
nya sesuai jarak hubungannya. Pilihan pertama diberi skor 2, kedua skor 1,
ketiga skor 0, keempat skor -1, kelima skor -2. Hasilnya diperoleh gambaran
status hubungan sosial setiap individu.
3. Siapa
Dia
Tipe sosiometri siapa
dia, disediakan pernyataan tentang sifat-sifat individu. Sebagai pernyataan
mengungkapkan sifat positif dan sebagian negatif. Setiap anggota diminta
memilih kawannya yang memiliki sifat yang cocok dengan pernyataan tersebut.
Setiap individu dapat memilih lebih dari satu orang. Pilhan item (+) mendapat
skor 1, item (-) mendapat skor -1.
G.
Langkah Penyusunan Angket Sosiometri
Sebelum
melaksanakan proses asesmen pada pelaksanaan bimbingan dan konseling, guru pembimbing
perlu mempersiapkan dahulu alat asesmen yang akan digunakan. Pada penggunaan
angket sosiometri, guru pembimbing perlu menyusun angket sosiometri sendiri
dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1.
Menetapkan tujuan penggunaan angket sosiometri
merupakan langkah awal yang penting dilakukan guru pembimbing agar dapat
menetapkan tipe angket sosiometri yang apa tepat dan sesuai dengan tujuan yang
di tetapkan. Bila tujuannya untuk menetapkan pemilihan anggota kelompok
berdasarkan kedekatan maka pembimbing menggunakan tipe angket sosiometri skala
bertingkat. Bila peserta didik menetapkan pemilihan anggota kelompok
berdasarkan tingkat nominasinya maka guru pembimbing menggunakan tipe angket
sosiometri nominatif. Akan tetapi bila meminta anggota kelompok untuk mengenali
karakteristik pribadi atau sifat anggota kelompok maka guru pembimbing
menggunakan angket sosiometri tipe siapa dia.
2.
Menyusun angket sosiometri sesuai dengan
pilihan tipe yang ditetapkan sesuai tujuan pelaksanaan asesmen. Hal penting
dalam menyusun angket adalah merumuskan pertanyaan atau pernyataan yang sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan. Apabila memilih angket soiometri nominatif, maka
guru pembimbing menetapkan pernyataan sesuai dengan data apa yang akan
dikumpulkan dari peserta didik. Apabila memilih angket sosiometri skala
bertingkat, maka guru pembimbing menetapkan pernyataan dengan memperhatikan
tingkatan pendekatan hubungan yang ingin diketahui dari peserta didik di dalam
kelompoknya. Sedangkan bila menggunakan angket sosiometri siapa dia, maka guru
pembimbing harus secara hati-hati menetapkan karakteristik pribadi atau
sifat-sifat yang ingin diketahui dari peserta didik dikelasnya. Sebaiknya
ditetapkan karakteristik atau sifat-sifat pribadi yang positif sehingga peserta
didik belajar untuk memandang orang lain secara positif dan mampu mengenali
kekuatan yang dimiliki setiap anggota kelompok dikelasnya. Sedangkan konselor
dengan mengenali berbagai potensi positf yang dimiliki peserta didik, akan
mendorong sikap optimis dalam merencanakan dan melaksanakan layanan bimbingan
dan konseling di sekolah.
H.
Langkah Pengadministrasian
Tahapan yang harus
dilakukan dalam pengadministrasian penggunaan angket sosiometri pada peserta
didik memiliki beberapa tahapan yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut.
1. Persiapan
a. Menetapkan
kelompok peserta didik yang akan diukur
b. Mempersiapkan
angket sosiometri sesuai tujuan
c. Membuat
satuan layanan asesmen
2. Pelaksanaan
a.
Memberikan verbal seting (menjelaskan
tujuan, manfaat, dan kerahasiaan data)
b.
Membagikan angket sosiometri
c.
Menjelaskan cara mengerjakannya
d.
Memeriksa apakah sudah benar mengisinya
e.
Mengumpulkan kembali angket setelah
selesai diisi
3. Pengolahan
dan Analisis Hasil
a.
Memeriksa kelengkapan hasil angket
b.
Membuat tabulasi hasil dan menghitung
skor yang diperoleh setiap individu
c.
Membuat sosiogram berdasarkan hasil
tabulasi skor
d.
Menghitung indeks pemilihan
e.
Membuat analais hubungan sosial dari
hasil sosiogram dan perolahan skor individu.
I.
Langkah Pengolahan dan Analisis
1.
Memeriksa kelengkapan hasil angket
Konselor
melakukan pengecekan pada angket yang telah diisi peserta didik untuk melihat
kelengkapan data pribadi dan kelngkpan jawaban yang dibuat peserta didik,
sehingga datany memiliki kelayakanuntuk dioleh dan dianalisis.
2.
Membuat tabulasi hasil dan menghitung
skor yang diperoleh
Kriteria
penetapan skor sangat ditentukan oleh jenis sosiometri yang digunakan (tipe
normatif, bertingkat,dan tipe siapa dia). Setelah diberi skor, konselor membuat
tabulasinya, sehingga dapat mudah terlihat berapa besar jumlah skor yang
diperoleh setiap peserta didik.
3.
Membuat sosiogram
Sosiogram
dibuat berdasarkan hasil tabulasi yang dibuat berdasarkan urutan pemilihan
setiap anggota kelompok kepada anggota lainnyadalam kelompok tersebut.
Sosiogram dibuat untuk mempermudah melihat arah hubungan, intensitas hubungan,
bentuk hubungan, dan posisi peserta dalam kelompoknya apakah popular atau
terisolir..
4.
Melakukan analisis hasil sosiogram
a. Membuat
analisis hubungan sosial dari hasil sosigram dan perolehan skor individu.
Berdasarkan contoh tabulasi dan sosiogram yang disajikan, bentuk hubunga yang
terjadi adalah sebagai berikut:
Segitiga
E – F – D – E
Terpusat A, B, E, D F
Intim
E – F – D; A – C ; A – E saling memilih
(panah bolak balik)
Jala
Semua saling
memilih (tidak ada)
Rantai
C – A – F – D
Populer F
Terisolas
B
b.
Mengitung indeks pemilihan
Indeks
pemilihan merupakan suatu angka yang menunjukkan tinggi rendahnya pemilihan
terhadap diri seseorang di dalam interaksi kelompoknya. Populer dan
terisolirnya sesorang dalam kelompokya dapat diketahui dari besar kecilnya
status pemilihan. Sedangkan penolakan seseorang di dalam kelompoknya dapat
dilihat dari besar kecilnya indeks penolakan.
Penghitungan
status pemilihan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
N = Jumlah
anggota dalam kelompok
= Indeks status pemilih subjek ke-n
Indeks Pm
= 0 berarti tidak ada yang memilih (terisolasi)
Indeks Pm = 1 berarti semua anggota memilih
(populer)
Indeks pemilihan bergerak dari 0 sampai 1
Penghitungan status penolakan dilakukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
N = Jumlah
anggota dalam kelompok
= Indeks status penolakan subjek ke-n
Indeks Pm
= 0 berarti tidak ada yang menolak (populer)
Indeks Pm = 1 berarti semua anggota memilih
(terisolasi)
Indeks penolakan bergerak dari -1 sampai 0
Penghitungan status pemilihan dan penolakan dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
N =
Jumlah anggota dalam kelompok
=Indeks status pemilih dan penolakan subjek
ke-n
Indeks Pm
Pn = +1 berarti semua memilih (populer)
Indeks Pm = 1 berarti semua anggota menolak
(terisolasi)
Indeks penolakan bergerak dari -1 sampai +1
c. Menginterpretasi
hasil sosiometri
Setelah data pada
angket sosiometri ditabulasi, kemudian disajikan dalam bentuk sosiogram.
Hal-hal yang dapat ditemukan dalam sosiogram:
·
Apakah terdapat banyak pilihan searah
atau dua arah (saling memilih)
·
Apakah terdapat banyak pilihan antara
peserta didik ataukah hanya sedikit.
·
Apakah ada kelompok yang cenderung
bersifat tertutup karena banyak terdapat saling memilih sebagai pilihan pertama
dan kedua (klik).
·
Apakah ada peserta didik yang tidak
mendapat pilihan sama sekali (terisolir) atau hanya sedikit pilihan, apalagi
pilihan ketiga saja (terabaikan).
·
Apakah ada peserta didik yang mendapat
banyak pilihan, apalagi sebagai pilihan pertama. Subjek ini dapat dianggap
populer dalam kelompoknya, tetapi hanya dalam rangka kegiatan yang menjadi
kriterium.
J. Kelebihan
dan Kekurangan Sosiometri
a. Kelebihan
dari sosiometri adalah
-
Konselor memiliki peluang untuk memahami
bentuk hubungan sosial yang terjadi antara peserta didik yang dibimbingnya,
dengan melihat bagaimana frekuensi hubungan yang terjadi, bagaimana intensitas
atau kedalaman hubungan yang terjadi, bagaimana posisi popularitas peserta
didik dalam kelompoknya, maupun bagaimana posisi peserta didik yang terisolasi.
-
Informasi tentang fungsi individu dalam
kelompok yang dihasilkan oleh sosiometri objektif sebab bersumber dari banyak
individu.
-
Dengan memanfaatkan hasil sosiometri,
konselor memiliki peluang untuk melakukan beberapa proses bimbingan untuk
memperbaiki hubungan peserta didik dalam kelompoknya antara lain :
a.
Memperbaiki struktur hubungan sosial
kelompok
b.
Memperbaiki penyesuaian sosial individu
c.
Mempelajari akibat proses pendidikan
disekolah terhadap hubungan sosial peserta didik.
d.
Mempelajari mutu kepemimpinan dala
berbagai situasi
e.
Menemukan norma pergaulan antara peserta
didik yang diinginkan dalam kelompok.
b. Kekurangan
dari sosiometri adalah
-
Hanya dapat diterapkan pada kelompok
peserta didik yang sudah saling mengenal dalam waktu yang cukup lama.
-
Akurasi data penggunaan sosiometri yang
sesuai tujuan sangat ditentukan oleh kemampuan guru pembimbing dalam menyusun
angket sosiometri.
-
Peserta didik tidak mudah untuk
menetapkan pilihan teman, menetapkan intensitas hubungan yang selama ini
terjadi, maupun saat menetapkan kriteria pribadi/sifat-sifat anggota kelompok
dikelasnya. Mengingat peserta didik umumnya cenderung memilih anggota kelompok
bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa mereka berhasil dalam melakukan
kegiatan dlm kelompok, melainkan lebih didasarkanpada pertimbangan rasa simpati
dan rasa antipati
K. Peran
dan Fungsi Konselor
Pada proses asesmen
menggunakan sosiometri, konselor memiliki peran dan fungsi sebagai :
a. Perencana,
yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen, pembuatan angket
sosiometri, menetapkan peserta didik sebagai sasaran asesmen, dan membuat suatu
layanan asesmen sosiometri.
b. Pelaksana,
yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan,manfaat,dan kerahasiaan
data), memandu peserta didik dalam cara mengerjakan sehingga dapat dipastikan
seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
c. Melakukan
pengolahan mulai dari membuat tabulasi, sosiogram, mengitung indeks pemilihan,
hingga melakukan analisis hasil.
d. Melakukan
tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program layanan bimbingan dan
konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
BAB
III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Sosiometri
merupakan metode pengumpulan data tentang pola dan struktur hubungan antara
individu-individu dalam suatu kelompok.
2. Penggunaan
angket sosiometri akan membantu guru pembimbing utuk memperoleh data yang
menggambarkan pola hubungan, intensitas hubungan, dan posisi peserta didik
dalam kelompoknya
3. Sosiometri
memiliki tiga tipe angket yang memiliki masing-masing tujuan dan fungsi yang
berbeda, antara lain tipe nominatif, tipe skala bartingkat, dan tipe siaa dia.
4. Pada
penggunaan sosiometri setiap guru pembimbing harus mengikuti beberapa tahapan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta pengolahan dan analisis hasil sosiometri.
DAFTAR
PUSTAKA
Komalasari,
Gantina dkk. 2011. Asesmen Teknik Non Tes dalam Perspektif BK Komprehensif.
Jakarta : PT Indeks.
Santoadi,
Fajar. 2009. Silabus Asesmen dan Pemahaman Individu.
Winkel,
W.S & Hastuti, Sri. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta : Media Abadi.
LAMPIRAN
·
Bentuk Hubungan Sosiometri
a. Hubungan
sosial segitiga
A
|
C
|
B
|
Sosiogram bentuk segitiga.
b. hubungan sosial
terpusat
A
|
Sosiogram
terpusat
c. hubungan sosial intim,
C
|
E
|
A
|
B
|
D
|
Sosiogram saling memilih
d. Hubungan
saling berbentuk jala
A
|
D
|
B
|
C
|
E
|
Sosiogram bentuk jala
e. Hubungan berbentuk rantai
A
|
A
|
A
|
A
|
A
|
sosiogram bentuk rantai
·
Macam/Jenis Angket Sosiometri
1. Nominatif
SEKOLAH
MENENGAH TINGKAT ATAS
Nama Peserta Didik :
Kelas :
Situasi :
Tempat :
1. Untuk
kegiatan belajar kelompok saya akan memilih:
a. ....................................
Karena ........................................
b. ....................................
Karena ........................................
c. ....................................
Karena ........................................
2. Teman
yang paling tepat untuk menjadi ketua kelas adalah:
a. ....................................
Karena ........................................
b. ....................................
Karena ........................................
c. ....................................
Karena ........................................
3. Teman
yang paling dipercaya untuk berbagi masalah adalah:
a. ....................................
Karena ........................................
b. ....................................
Karena ........................................
c. ....................................
Karena ........................................
Jakarta,
.............................2009
Pewawancara
( )
2. Skala Bertingkat
Contoh pertanyaan :
·
Saya sangat senang bersamadan saling
membantu dengan .......
·
Saya menyenangi kerja sama dan
bercakap-cakap dengan .....
·
Saya dapat bergaul dan bersama dalam kegiatan
sekolah dengan ....
·
Saya tidak begitu akrab dengan ....
·
Saya tidak senang dengan ....
3.Siapa Dia
contoh pertanyaan :
·
Teman yang hampir tdakpernah marah
adalah ......
·
Teman yang sering murung adalah .....
·
Teman yang dapat bekerja sama adalah
.....
·
Teman
yang periang adalah .....
·
Teman yang angkuh adalah ....
·
Teman ynag dapat dipercaya berbagi
masalah adalah ....
·
Teman yang mudah bergaul adalah ....
·
Langkah Pengolahan dan analisis
Dipilih
|
Ani
(A)
|
Budi
(B)
|
Cici
(C)
|
Dedi
(D)
|
Eki
(E)
|
Fani
(F)
|
Memilih
|
||||||
A
|
B
|
C
|
A
|
|||
B
|
A
|
|||||
C
|
A
|
B
|
C
|
|||
D
|
B
|
A
|
C
|
|||
E
|
B
|
C
|
A
|
|||
F
|
B
|
A
|
C
|
|||
Total
|
5
|
6
|
2
|
5
|
5
|
10
|
A
|
F
|
C
|
B
|
E
|
D
|