Senin, 07 Desember 2015

TES PEMAHAMAN (Judgment and Comprehension)



        i.            Nama
Nama asli                    : Judgment and Comprehension
Nama Indonesia          : Tes Pemahaman
      ii.            Jenis tes
Tes pemahaman termasuk dalam jenis tes verbal, artinya materi tes diberikan dalam bentuk tulisan. Tes ini juga temasuk dalam jenis tes individu atau kelompok karena dapat diberikan secara individu maupun kelompok.
    iii.            Jumlah soal
Tes pemahaman ini memiliki jumlah soal sebanyak 26 butir soal dan 7 naskah.
    iv.            Waktu
Waktu pengerjaan tes ini adalah 30 menit dan 5 menit untuk waktu instruksi.
      v.            Prosedur pengerjaan
Prosedur pengerjaan tes ini adalah:
·         Mengisi identitas pada lembar kerja tes (Nama, jenis kelamin, umur, tanggal testing, nomor, sekolah, kelas, tester).
·         Sebelum mengerjakan tes, testee di minta untuk mendengarkan tester membacakan petunjuk bagaimana mengerjakan tes berhitung ini.
·         Setelah selesai petunjuk di bacakan, kemudian testee di minta untuk mulai mengerjakan tes dalam waktu 30 menit. Semua testee memiliki waktu pengerjaan yang sama rata.
·         Dalam mengerjakan tes, testee di minta untuk membaca naskah pada tiap-tiap soal. Bacalah baik-baik dan fahami dulu naskahnya, kemudian pilihlah satu jawaban yang sesuai dengan isi naskah di atasnya.
·         Kerjakan semua soal pada kertas yang disediakan atau pada ruang kosong lembar jawaban. Berilah tanda silang pada jawaban yang dipilih.
·         Ketika tanda waktu selesai, testee di minta untuk berhenti mengerjakan tes entah sudah selesai atau belum
·         Hasil tes tersebut akan dihitung oleh tester atau dihitung bersama-sama dengan testee.
    vi.            Langkah-langkah dalam scoring dan interpretasi
·         Langkah-langkah dalam menskoring tes berhitung ini adalah:
1.      Hitunglah jumlah jawaban yang benar dan salah. Jawaban yang benar di beri skor 1 untuk setiap nomor, dan skor 0 untuk jawaban yang salah.
2.      Setelah diperoleh jumlah jawaban yang benar, ditulis pada raw score yang ada pada lembar jawaban.
3.      Jumlah jawaban yang ada di RS kemudian di cocokan ke dalam tabel presentil atau norma presentil.
4.      Berikut tabel norma presentil tes pemahaman



Persentil
Angka Kasar
Keterangan
99
95
20-26
17-19
BS
90
85
80
16
15
14
B
75
70
65
-
13
-
S+
60
55
50
45
-
12
-
11
S
40
35
30
-
10
-
S-
25
20
15
10
5
9
-
8
7
4-5
K
1
2-3
KS

·         Interpretasi
Skor persentil yang berupa angka ini kemudian di interpretasikan secara kualitatif sesuai dengan hasil pengukuran individu. Hasil skor individu tersebut menunjukkan bagaimana kemampuan individu dalam memahami naskah dan memkai logikanya untuk menemukan jawaban yang sesuai dengan naskah. Hasil skor dituliskan pada baris dengan makna persentil atau norma persentil. Persentil individu menunjukkan bagaimana kedudukan atau peringkat seseorang dalam tes berhitung  dalam perbandingannya dengan individu-individu lain yang setingkat. Interpretasi yang berupa hasil skor dan presentil ini penting untuk membuat kesimpulan mengenai pengukuran terhadap kemampuan pemahaman yang dilakukan, kemudian hasil kesimpulan dijadikan alat berguna untuk memprediksi keberhasilan seseorang di dalam pekerjaannya berdasarkan bakat yang dimilikinya. 

a.       Kesan/tanggapan setelah mengerjakan tes
Kesan saya setelah mengerjakan tes ini adalah walaupun soalnya hanya 26 nomor, tetapi untuk mengerjakan setiap soal dengan baik kita harus benar-benar memahami keseluruhan isi naskahnya. Bila kita tidak bisa memahami naskah tersebut dengan baik, maka hasilnya adalah membuat bingung dan kehabisan waktu karena terus menerus membaca. Dalam waktu 30 menit saya berhasil mengerjakan semua soal dan jawaban yang benar ada 19 nomor soal.
b.      Kekuatan dan kelemahan tes
Ø  Kekuatan tes ini adalah:
1.      Tes ini mengukur kemampuan membaca dan memahami untuk melihat alasan yang logis serta mengambil keputusan dengan menangkap makna dari suatu situasi yang praktis.
2.      Bersama dengan sub tes yang lain maka alat ini berguna untuk memprediksi keberhasilan seseorang di dalam pekerjaannya berdasarkan bakat yang dimilikinya. 
3.      Tes ini bisa diberikan secara individual maupun klasikal.
4.      Norma masih berpegang pada norma asli.
Ø  Kelemahan tes ini adalah:
1.      Sejauh ini belum ditemukakan penelitian yang mengungkap mengenai validitas dan reliabilitas tes Pemahaman ini.
2.      Naskah dalam tes ini membuat bingung.
3.      Soalnya yang banyak naskah membuat individu cepat bosan.

c.       Hasil tes
Nama               : Maria Titian Moi Lay
Jenis Kelamin  : Perempuan
Umur               : 19 tahun
Tgl. Testing     : 5 November 2015
Nomor             : 018
Sekolah           : Universitas Sanata Dharma
Kelas               : B
Testeer             : Ibu Retno
Scorer              : Vincentia Viki Pratiwi
Score (RS)       : 16
Stanel  (WS)    :
Persentil          : 90 (B)

















RANGKUMAN
1.      Tanggapan saya terhadap tes pemahaman ini adalah tes ini dalam pengerjaanya lumayan susah. Dalam mengerjakan tes ini, kita harus membaca naskahnya dengan baik, memahaminya, lalu harus menggunakan logika untuk menemukan jawaban yang benar sesuai dengan soal. Pilihan jawaban dalam soal-soal ini mampu membuat kita bingung dalam memilih jawaban yang paling benar karena hampir semua pilihannya ada yang tepat. Untuk itu kita harus benar-benar memahami.
2.       Sandungan yang mungkin saya hadapi terkait dengan kemampuan pemahaman saya adalah saya kurang teliti dalam membaca dan memahami naskah soal sehingga membuat saya banyak memilih jawaban yang salah. Saya terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal-soal itu karena saya ingin cepat selesai dan menganggap saya mampu dalam mengerjakan tes ini, padahal kenyataannya tidak. Dalam menjadi seorang konselor, saya mungkin akan menemukan sedikit kesulitan dalam memahami dan membantu siswa-siswi yang bermasalah dalam hal pemahaman.

Flannagan Aptitude Clasification Test (FACT)



 
a.    Deskripsi Tes FACT
 i.     Landasan Teori
FACT disusun oleh J C Flanagan, seseorang professor psikologi pada Universitas Pittsburgh dan direktur American Institute for Research. Tes ini dikembangkan dalam usaha untuk mendapatkan suatu system klasifikasi baku dalam penentuan bakat dan kemampuan dasar seseorang pada tugas-tugas tertentu. Dikembangkan untuk mendapatkan suatu sistem klasifikasi baku dalam penentuan bakat dan kemampuan dasar seseorang dalam tugas tertentu. Fact Merupakan seperangkat tes yang terdiri atas 14 tes yang dapat dipergunakan secara keseluruhan atau sebagian-sebagain. Dikembangkan untuk mendapatkan suatu sistem klasifikasi baku dalam penentuan bakat dan kemampuan dasar seseorang dalam tugas tertentu.
Penggunaan tes ini digunakan untuk:
1.      Alat bantu untuk memprediksi kerja dan perencanaan program latihan dalam rangka konseling pekerjaan.
  1. Alat seleksi dan penempatan karyawan.
  2. Alat bantu memprediksi keberhasilan kerja.
  3. Untuk konseling pekerjaan.

Tes FACT terdiri atas 14 item soal, dapat digunakan keseluruhan atau sebagiannya saja:
  1. Inspection. Mengukur kemampuan seseorang untuk meneliti adanya ketidaksempurnaan dari sebuah benda secara tepat dan teliti. 
  2. Coding. Mengukur kemampuan untuk memahami kode-kode yang diberikan, kemudian menggunakan kode itu dalam tugas yang sesungguhnya.
  3. Memory. Mengingat kembali kode yang telah dipelajari dalam coding.
  4. Precission. Mengukur kecepatan dan ketepatan untuk membuat tingkat-tingkat kecil dengan menggunakan satu tangan atau dua tangan bersama-sama.
  5. Assembly. Untuk mengukur kemampuan seseorang di dalam melihat sesuatu bentuk benda apabila bagian-bagian benda itu disusun sesuai dengan instruksi.
  6. Scales. Mengukur kecepatan dan ketelitian untuk membaca scala dan grafik. 
  7. Coordination. Yaitu koordinasi gerakan tangan dan lengan dan untuk mengadakan kontrol terhadap gerakan yang terus menerus mengikuti suatu arah.
  8. Judgment and Comprehension. Mengukur sesuatu melalui yang dibaca, kemudian untuk berfikir secara logis dan mengadakan penilaian secara praktis.
  9. Arithmatic. Mengukur kecakapan bekerja dengan angka-angka secara cepat dan tepat.
  10. Patterns. Kemampuan mengutip pola-pola baik dalam posisi yang sama maupun terbalik..
  11. Compenents. Kemampuan untuk mengetahui bagian benda yang ada di dalam suatu keseluruhan benda.
  12. Tables. Kecepatan dan ketelitian membaca tabel dari angka dan huruf.
  13. Mechanics. Kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip mekanika dan menganalisa gerakan-gerakan mekanis.
  14. Expression. Diungkap mengenai pengetahuan bahasa terutama menyusun bahasa.
FACT yang telah diadaptasi di Indonesia terdiri atas 8 tes:
1.      Tes Kode dan Ingatan (D2)
2.      Tes Merakit Objek (C1)
3.      Tes Skala dan Grafik (C8)
4.      Tes Pemahaman (A1)
5.      Tes Mengutip (B4)
6.      Tes Komponen (C2)
7.      Tes Table (D3)
8.      Tes Ungkapan (A6)





TES RUANG BIDANG (Space Relation)



a.       Nama
Nama asli                    : Space Relation
Nama Indonesia          : Tes Ruang Bidang
b.      Jenis tes
Tes berhitung termasuk dalam jenis tes non verbal artinya materi soalnya tidak diberikan dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Tes ini juga masuk dalam jenis tes individual maupun kelompok karena tes ini bisa dilakukan sendiri atau kelompok.
c.       Jumlah soal
Tes berhitung ini memiliki jumlah soal sebanyak 60 butir soal.
d.      Waktu
Waktu pengerjaan tes ini adalah 30 menit dan 5-10 menit untuk waktu instruksi.
e.       Prosedur pengerjaan
Prosedur pengerjaan tes ini adalah:
·         Mengisi identitas pada lembar kerja tes (Nama, jenis kelamin, umur, tanggal testing, nomor, sekolah, kelas, tester).
·         Sebelum mengerjakan tes, testee di minta untuk mendengarkan tester membacakan petunjuk bagaimana mengerjakan tes berhitung ini.
·         Setelah selesai petunjuk di bacakan, kemudian testee di minta untuk mulai mengerjakan tes dalam waktu 30 menit. Semua testee memiliki waktu pengerjaan yang sama rata
·         Dalam mengerjakan tes, testee di minta untuk memilih pola bangunan yang paling sesuai dengan kerangka bangunan yang ada pada soal. Kemudian jawaban yang dipilih diberi tanda silang.
·         Ketika tanda waktu selesai, testee di minta untuk berhenti mengerjakan tes entah sudah selesai atau belum
·         Hasil tes tersebut akan dihitung oleh tester atau dihitung bersama-sama dengan testee.
f.       Langkah-langkah dalam scoring dan interpretasi
·         Langkah-langkah dalam menskoring tes berhitung ini adalah:
1.      Hitunglah jumlah jawaban yang benar dan salah. Jawaban yang benar di beri skor 1 untuk setiap nomor, dan skor 0 untuk jawaban yang salah.
2.      Untuk mendapatkan raw score, jumlah jawaban yang benar dikurangi jawaban yang salah.
3.      Setelah diperoleh jumlah jawaban yang benar, ditulis pada raw score yang ada pada lembar jawaban.
4.      Berdasarkan hasil raw score kita bisa membuat analisis sendiri mengenai kemampuan ruang bidang kita (tes ini belum memiliki tabel persentil).
·         Interpretasi
Dalam tes ruang ini, belum ada norma persentil atau norma score yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan kita dalam ruang bidang. Berdasarkan hasil score yang kita dapat, kita mampu dengan sendirinya menghitung sampai jeauh mana atau sebatas mana kemampuan dalam ruang bidang. Skor individu menunjukan bagaimana kedudukan atau peringkat seseorang dalam tes berhitung  dalam perbandingannya dengan individu-individu lain yang setingkat. Interpertasi yang berupa hasil skor penting untuk membuat kesimpulan mengenai pengukuran terhadap kemampuan dalam mengenal bidang 3 dimensi sehingga dapat membantu dalam merekomendasikan dalam hal bidang studi maupun bidang pekerjaan sesuai kemampuan.
g.      Kesan/tanggapan setelah mengerjakan tes
Kesan saya setelah mengerjakan tes ini adalah ternyata untuk memahami ruang 3 dimensi cukup sulit. Setiap pilihan jawaban dalam setiap soal mampu membuat kita bingung dan memeras otak kita untuk memahami dan menemukan mana ruang bidang yang paling sesuai. Dalam pengerjaanya soal ini kita membutuhkan banyak kesabaran untu memecahkan mana pilihan gambar yang paling sesuai. Dari 60 soal saya hanya mampua mengerjakan dengan benar 30 soal.
h.       Kekuatan dan kelemahan tes
Ø  Kekuatan tes ini adalah:
1.      Tes Pola atau Space Relations dimaksudkan untuk mengungkap atau mengukur kemampuan mengenal barang – barang kongkrit melalui proses penglihatan khususnya mengenl barang secara tiga dimensi.
2.      Tes ini digunakan untuk khusus untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan seseorang mengenal ruang tiga dimensi,  baik untuk bidang studi maupun untuk pekerjaan. Kemampuan ini diperlukan sekali dalam bidang – bidang perencanan desain pakaian, arsitektur, seni, dekorasi, atau bidang – bidang lain yang membutuhkan pengamatan tiga dimensi. Prediksi paling baik untuk engineering, mechanical design, dan plane geometri.
3.      Butir – butir soal dibuat agar testi dapat mengkonstruksikan barang dengan pola yang tersedia secara tepat. Jadi subjek/testi harus dapat memanipulasi secara mental, mempunyai kreasi terhadap sesuatu Struktur barang tertentu dengan perencanaan yang baik.
4.      Tes ini bisa diberikan secara individual maupun klasikal.
Ø  Kelemahan tes ini adalah:
1.      Tes ini tidak memiliki norma presentil.
2.      Testee diminta untuk memahami kemampunnya sendiri hanya berdasarkan hasil skor.
i.        Hasil tes
Nama               : Maria Titian Moi Lay
Jenis Kelamin  : Perempuan
Umur               : 19 tahun
Tgl. Testing     : 29 Oktober 2015
Nomor             :
Sekolah           : Universitas Sanata Dharma
Kelas               : B
Testeer             : Ibu Retno
Scorer              : Rahmi Suciana
Score (RS)       : 30 – 30 = 0
Stanel  (WS)    :
Persentil          :


RANGKUMAN
1.      Tanggapan saya terhadap tes berhitung ini adalah hasil tes ini benar menggambarkan kemampuan saya dalam ruang bidang. Dalam mengerjakan soal yang berhubungan dengan ruang bidang, saya dari dulu telah mengalami kendala dan lemah dalam hal ini. Soal-soal dalam tes ruang bidang ini membuat kita harus benar-benar menggunakan hipotesis dan berpikir abstrak untuk dapat menemukan mana jawaban yang benar.
2.      Sandungan yang mungkin saya hadapi terkait dengan kemampuan ruang bidang adalah saya sangatlah lemah dalam menyelesaikan segala sesuatu yang berkaitan dengan ruang bidang. Saya mudah sekali menyerah bila mendapatkan soal yang berkaitan dengan ruang bidang sehingga membuat saya tidak maksimal dalam mengerjakannya. Sebagai seorang konselor saya pastinya akan melibatkan ahli lain yang lebih mampu dalam ruang bidang untuk membantu permasalahan siswa-siswi yang juga mengalami kesulitan dalam ruang bidang.