PENDIDIKAN
SEKSUAL DAN CINTA REMAJA
MODUL
Disusun
Sebagai Pelaksanaan Tugas Mata Kuliah Biopsikologi
Dosen pengampu
Drs. R. Budi Sarwono, M. A.
Di
susun
O
L
E
H
Maria
Titian Moi Lay 141114052
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
SATUAN
PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
A. Topik/Pokok
Bahasan : Pendidikan Seks dan Cinta Remaja
B. Tugas
Perkembangan : Mengembangkan
konsep dan keterampilan intelektual
C. Bidang
Bimbingan : Belajar
D. Jenis
Layanan : Klasikal
E. Fungsi
Layanan : Fungsi
Pemahaman dan Pencegahan
F. Sasaran
Pelayanan : Siswa SMA
Kelas X
G. Standar
Kompetensi : Siswa Menjadi Tahu secara Intelektual Mengenai Pendidikan Seks dan Cinta Remaja
H. Kompetensi
Dasar : Siswa mampu
mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual dalam hal pendidikan seks dan cinta remaja
I.
Indikator :
Sesudah mengikuti kegiatan ini,
1. Siswa
mampu menyadari perannya sebagai
remaja
2. Siswa mampu memahami tentang pendidikan seks
3. Siswa mampu membedakan antara seks dan cinta remaja
J. Materi
Pelayanan : Hal-hal
yang diperlukan siswa untuk memahami tentang pendidikan seks dan cinta remaja
K. Prosedur/Proses
1. Metode
(Pendekatan) : Ceramah, Diskusi, Dinamika Kelompok
2. Time Schedule
Sesi
|
Waktu
|
Durasi
|
Kegiatan
|
Pelaksana
|
I
|
09.00-09.03
|
3”
|
Doa Pembuka
|
Peserta yang ditunjuk
|
09.04-09.07
|
3”
|
Perkenalan secara umum
|
Guru Pembimbing
|
|
09.08-09.18
|
10”
|
Penyampaian materi “Pendidikan Seks”
|
Guru Pembimbing
|
|
09.19-09.22
|
3”
|
Ice Breaking
|
Guru Pembimbing dan Peserta
|
|
09.23-09.33
|
10”
|
Penyampaian materi “Remaja”
|
Guru Pembimbing
|
|
09.34-09.39
|
5”
|
Mengisi lembar kerja 1
|
Peserta
|
|
09.40-09.47
|
7”
|
Menonton video
pendek tentang “Remaja dan Seksualitas di Zaman Modren”
|
Guru Pembimbing dan Peserta
|
|
09.48-09.57
|
7”
|
I S T
I R A
H A T
|
Guru Pembimbing dan Peserta
|
|
II
|
09.58-10.05
|
7”
|
Penyampaian materi “Pendidikan Seks dan Cinta Remaja”
|
Guru Pembimbing
|
10.06-10.16
|
10”
|
Game
|
Guru Pembimbing dan Peserta
|
|
10.17-10.27
|
10”
|
Lanjutan penyampaian materi “Pendidikan Seks dan Cinta
Remaja”
|
Guru Pembimbing
|
|
10.28-10.38
|
10”
|
Mengisi lembar kerja 2
|
Peserta
|
|
10.39-10.42
|
3”
|
Kesimpulan dan Penutup
|
Guru Pembimbing
|
|
10.43-10.45
|
2”
|
Doa Penutup dan sayonara
|
Peserta yang ditunjuk dan semua Peserta
|
L. Tempat
Penyelenggaraan : Ruang Kelas X
M. Waktu
(semester, tanggal, jumlah menit): Semester ganjil (1), tanggal 5 Agustus
2015, 90 menit
N. Penyelenggara
Pelayanan : Konselor/guru BK/guru Pembimbing
O. Pihak-pihak
yang disertakan
dalam penyelenggaraan
pelayanan dan peranannya
masing-masing : -
P. Media
(Alat/Fasilitas) : Laptop,
LCD, Proyektor, Sound Sistem, Kertas Putih Kosong, Pena/spidol, Film, Game
Q. Evaluasi :........................................................................................
R. Catatan :
.......................................................................................
Mengetahui, Perencana
Pelayanan/
Koordinator BK/ Guru
BK/Konselor,
Kepala Sekolah
(........................) (...............................)
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Zaman kita sekarang merupakan zaman yang sudah patut
diwaspadai. Masa muda sekarang merupakan masa yang rawan dengan kejahatan
maupun perilaku yang melanggar norma-norma masyarakatnya. Salah satu perilaku
masa muda yang sekarang sudah sangat terkenal dan melanggar norma-norma adalah
pergaulan bebas yang berimbas pada maraknya perilaku seks bebas. Pemberitaan
akan remaja yang hamil di luar nikah, kedapatan berbuatan senonoh, berpacaran
tidak wajar, pesta seks, dan sebagainya sudah banyak sekali diberitakan di
mana-mana. Banyak dari remaja kita, yang
sebenarnya sudah tahu akan bahaya tersebut tetapi tetap mendorong dirinya untuk
terjun ke dalam perilaku berbahaya tersebut. Untuk remaja yang tidak tahu
mengenai perilaku sex bebas, kemungkinan karena di lingkungannya masih mengganggap
bahwa memberikan anak pendidikan seks adalah hal yang tabu.
Saat ditanya, mengapa kalian melakukan perbuatan yang
menyimpang ini? Banyak sekali remaja yang menjawab karena sebagai perwujudan
akan cinta saya kepada pacar saya. Cinta buta anak muda zaman sekarang sering
dijadikan alasan mereka untuk melakukan seks yang tidak sehat dan tidak sesuai
dengan umur mereka. Cinta remaja yang seharusnya dimaknai sebagai dorongan
untuk rajin dalam belajar dan berprestasi, tetapi oleh remaja sekarang dijadikan
alasan untuk pembuktian akan cinta mereka.
Melihat bahaya yang rawan dan marak terjadi ini, kita
perlu menilik lagi apa yang salah sehingga remaja sekarang ini tetap tahu dan
mau untuk memenuhi kebutuhan seksualitas mereka, walaupun mereka sudah melihat
akibat atau efek samping dari perbuatan mereka. Apakah karena mereka kurang
mendapatkan pendidikan seks? Apakah mereka tidak pernah didampingi? Apakah
karena cinta buta mereka? Atau apakah karena masyarakatnya yang masih
mengganggap pendidikan seks adalah hal yang tabu?
Dalam kehidupan,
seks tidaklah jauh-jauh dari cinta, tetapi remaja sekarang diharapkan
dapat membekali dirinya dengan pengetahuan akan pendidikan seks dan cinta
remaja yang benar, sehingga mereka tidak terjerumus ke dalam hal yang tidak diiinginkan,
dan juga dapat memiliki moral yang baik. Dengan kerjasama yang baik antara
berbagai pihak yang ingin agar masa depan remaja dapat tetap terjamin dengan
moral yang baik, maka perilaku pergaulan bebas yang berimbas pada seks bebas
tidak akan terjadi lagi atau dapat dikurangi.
PENDIDIKAN SEKS
Apa itu pendidikan seks?
·
Pendidikan
seks merupakan pendidikan mengenai seluk beluk seksualitas yang diberikan
dengan tujuan agar kita memiliki pemahaman dan membentuk sikap dan pikiran yang
positif tentang seksualitas.
·
Pemberian informasi dalan membentuk sikap dan keyakinan tentang
seks, identitas seksual, pola-pola berhubungan dengan sesama atau lawan jenis.
·
Membantu remaja untuk mampu membuat
pilihan tentang perilaku yang akan diambil, merasa percaya diri dan bertindak
sesuai dengan pilihan.
Bagaimanakah pendidikan seks dulu dan sekarang?
Bagi orang dulu,
sebagian besar mengganggap bahwa pendidikan seks formal lebih banyak berisi
penekanan, penindasan, dan penolakan seksualitas. Orang tua, sistem pendidikan,
dan masyarakat cenderung mengabaikan kebutuhan untuk mendidik remaja tentang
seks hanya berkisar pada masalah anatomi dan fisiologi. Gagnon dan Simon (1974)
menyatakan, “Konsep kelas pendidikan seks adalah bahwa guru menyampaikan
pencegahan kehamilan aman dengan cara seperti menangani barang yang bisa
meledak. Pendidik dan orang tua sama-sama takut dan khawatir bahwa
mendiskusikan seks akan membangkitkan minat anak-anak muda untuk melakukan
kegiatan seks secara aktif. Buku-buku yang tersedia tidak hanya sarat dengan
masalah moral , tetapi juga sering penuh dengan informasi yang kurang tepat.”
Sekarang di
semua jenjang pendidikan diajarkan tentang pendidikan seks. Bahkan dari rumah
pun orang tua yang sadar dan berpikiran maju sudah memberikan tentang
pendidikan seks sejak anak berusia dini. Seks memang merupakan bahan
pembicaraan yang peka. Masalah seks tidak perlu ditutup-tutupi, namun tidak
lantas juga dibicarakan di tempat umum secara terbuka. Seks bukanlah hal yang
tabu.
Mengapa
pendidikan seks penting diberikan?
Pendidikan seks
sangatlah penting untuk diberikan karena pendidikan seks tidak hanya mengenai
pembiakan manusia, tetapi juga mencakup keseluruhan sikap terbuka pria dan
perempuan dalam hubungan mereka satu sama lain dan mengembangkan diri mereka
agar bertanggung jawab. Informasi tentang seks dan seksualitas perlu diberikan
supaya manusia memahami dirinya dan seksualitasnya. Informasi tentang seks dan
seksualitas merupakan bagian dari pendidikan seks.
Siapa sajakah yang dapat memberikan pendidikan seks?
Pendidikan seks
dapat diberikan oleh Orang tua sebagai tempat belajar anak yang paling pertama,
Guru BK, Pakar di bidang seksualitas, Petugas Kesehatan, dan teman-teman kita
yang kita yakini memiliki pengetahuan luas dalam pendidikan seks.
Ø
Ice
Breaking “Positif Thinking”
Jenis Permainan : Menyanyikan
lagu Positif Thinking
Durasi : 3
menit
Peserta :
Seluruh siswa-siswi
Cara
bermain : Siswa-siswi
menirukan lagu yang dinyanyikan oleh Guru, dan mengikuti tempo yan sesuai dengan Guru (baik
tempo lambat maupun cepat).
Aku
buka punya kamu, kamu buka punya aku
Sama-sama
buka hati.
Aku
Lihat punya kamu, kamu lihat punya aku
Sama-sama
lihat mata
Aku
remas punya kamu, kamu remas punya aku
Sama-sama
remas jari
Berair
punya aku, berair punya kamu
Sama-sama
air mata
Berdarah
punya aku, berdarah punya kamu
Sama-sama
darah muda
Berbeda
punya aku, berbeda punya kamu
Walau
beda tetap satu… la..la..la..la..la..
Tujuan :
1.
Membangkitkan
semangat siswa
2.
Mengajak
siswa untuk membentuk pikiran yang positif
3.
Siswa
menjadi semakin akrab satu sama lain
Apa yang dipelajari dalam pendidikan seks?
Ayo kita pelajari
bersama-sama.........
A.
Pengertian
Seks
Seks berarti jenis
kelamin. Jadi, seks menunjukan perbedaan antara jenis kelamin pria maupun
perempuan.
Setiap manusia normal, pasti memiliki nafsu seks dalam
dirinya. Tetapi seksualitas baru benar-banar dirasakan saat kita mengalami masa
akil balik atau pubertas yaitu pada masa remaja.
B.
Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau mencapai
kematangan, baik secara fisik, psiksis, maupun moral-sosial.
Remaja merupakan masa transisi atau peralihan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa. Rentang usia remaja yaitu:
·
Remaja
awal : 12-15 tahun (SMP)
a.
Perkembangan
Fisik
-
Terjadi pertumbuhan fisik yang pesat
-
Dalam jangka 3-4 tahun anak bertumbuh
hingga tingginya hampir menyamai tinggi ortu.
-
Pertumbuhan
anggota badan dan otot-otot sering tidak seimbang.
-
Pada laki-laki mulai
memperlihatkan penonjolan otot-otot pada dada, lengan, paha dan betis.
Pada wanita mulai menunjukkan mekar tubuh yang membedakannya dengan
tubuh kanak-kanak.
-
Dalam
hal kecepatan pertumbuhan, terutama nampak jelas dalam usia 12-14 tahun remaja
putri bertumbuh demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja pria.
-
Dalam
masa pertumbuhan ini baik remaja pria maupun remaja wanita cenderung ke arah
memanjang dibanding melebar.
-
Kematangan
kelenjar seks pada usia 11/12 th – 14/15 th.Biasanya pertumbuhan itu lebih
cepat pada remaja putri dibanding remaja putra.
b.
Perkembangan
Psikis
-
Ketidakstabilan keadaan perasaan dan
emosi
Keadaan
semacam ini sering disebut strom and stress. Misalnya remaja sesekali sangat
bergairah dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu.
-
Status remaja awal yang membingungkan
Orang tua
kadang ragu memberikan tanggungjawab
dengan alasn mereka masih “kanak-kanak”. Tetapi saat mereka
bertingkah kekanak-kanakan, mereka mendapat teguran sebagai “orang
dewasa”. Karena itu, mereka bingung akan status
mereka.
-
Banyak masalah yang dihadapi remaja
Remaja awal sebagai individu yang banyak
mengalami masalah dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan mereka lebih mengutamakan
emosionalitas.
·
Remaja
Pertengahan : 15-18 tahun (SMU)
·
Remaja
Akhir : 18-22 tahun (mahasiswa)
a.
Perkembangan
Fisik
-
Pertumbuhan fisik remaja relatif berkurang
dengan kata lain tidak sepesat dalam masa remaja awal.Bagi remaja pria pada
usia 20 th dan remaja wanita 18 th keadaan tinggi badan mengalami pertumbuhan
yang lambat.
-
Mengalami keadaan sempurna bagi
beberapa aspek pertumbuhan dan menunjukkan kesiapan untuk memasuki masa
dewasa awal. Seperti badan
dan anggota badan menjadi berimbang, wajah yang simetris, bahu yang berimbang
dengan pinggul.
b.
Perkembangan
Psikis
-
Stabilitas mulai timbul dan meningkat. Mereka
mulai menunjukkan kemantapan serta tidak mudah berubah pendirian.
-
Citra
diri dan sikap pandang yang lebih realistis. Disini
remaja mulai menilai dirinya sebagaimana adanya (apa adanya), menghargai
miliknya, keluarganya dan orang lain seperti keadaan sesungguhnya.
-
Menghadapi
masalahnya secara lebih matang.Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan pikir remaja akhir
yang telah lebih sempurna dan ditunjang oleh sikap pandangan yang lebih
realistis.
-
Perasaan menjadi lebih tenang. Mereka tidak lagi menampakkan
gejala-gejala strom and stress sehingga muncullah suatu ketenangan
dalam diri mereka.
v
PUBERTAS
Pubertas adalah
periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan
kematangan fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987).
Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer
dan sekunder.
Ciri-ciri seks
primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada
vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai dengan
munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada
penis, scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini
menyebabkan produksi sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan
perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya
melalui wet dream).
Ciri-ciri seks
sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu pada bagian
tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan
perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar
endokrin, kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.
Kelenjar seks wanita
(ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon. Hormon ini berperan
penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang berada di dalam
otak) merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan.
Proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak.
C.
Remaja
dan Seksualitas
a.
Perilaku
seksual remaja
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong
oleh hasrat seksual (baik dengan laki-laki dan atau perempuan). Bentuk perilaku
ini dapat beraneka ragam seperti pendekatan, berpacaran, berkencan, bercumbu,
dan dorongan atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual. Sebagian tingkah laku ini memang tidak memiliki dampak,
terutama bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau
lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku seksual (yang dilakukan sebelum
waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti
rasa bersalah, depresi, marah, dan agresi.
Sementara akibat psikososial yang
timbul akibat perilaku seksual antara lain adalah ketegangan mental dan
kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus
remaja yang hamil di luar nikah. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang
mencela dan menolak keadaan tersebut dan kompleks.i
Berbagai perilaku seksual pada
remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan seksual secara wajar antara
lain dikenal sebagai :
·
Masturbasi
atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital
dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang
seringkali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.
·
Berpacaran
dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan
sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada dasarnya adalah
keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual.
·
Berbagai
kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual yang pada dasarnya
menunjukan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikannya atau kegagalan
untuk mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya masih
dapat dikerjakan.
·
Dorongan
atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual selalu muncul pada remaja, oleh
karena itu bila tidak ada penyaluran yang sesuai (menikah) maka harus dilakukan
usaha untuk memberi pengertian dan pengetahuan mengenai hal tersebut.
b. Faktor Pemicu
Perilaku Seksual
Faktor yang menjadi pemicu perilaku seksual remaja yaitu:
-
Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan
hasrat seksual remaja untuk disalurkan.
-
Penundaan penyaluran hasrat seksual
karena undang-undang perkawinan dan norma sosial yang semakin memperketat
persyaratan perkawinan dan norma sosial yang semakin mempererat persyaratan
perkawinan.
-
Norma-norma agama yang melarang untuk
melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
-
Penyebaran informasi dan rangsangan
melalui media sosial. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan mencoba
akan meniru ap yang dilihat, didengar, dan dibaca di media sosial.
-
Tidak adanya keterbukaan anak dan orang
tua membicarakan masalah seksual karena dianggap tabu
-
Kesejajaran laki-laki dan perempuan
dalam masyarakat, sehingga merasa bebas untuk melakukan apa saja.
c.
Bahaya dari perilaku seksual yang tidak
sehat
Berbicara mengenai bahaya dari perilaku
seksualitas remaja, sudah sangat banyak kejadian atau akibat yang dapat
ditemukan seperti:
1.
Hamil di luar nikah.
2.
Belum siap secara mental sehingga rentan mengalami gangguan rasa
bersalah.
3.
Ketagihan untuk terus melakukan hubungan
seksual.
4.
Terkena penyakit menular seksual,
seperti HIV/AIDS, Sifilis, dan sebagainya.
5.
Kehilangan nilai-nilai moral yang
positif.
6.
Tekanan dari masyarakat yang menolak
dan mencela.
7.
Terganggunya kesehatan yang bersangkutan, resiko kelainan
janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi.
8.
Putus sekolah dan hilangnya masa depan
yang cerah.
9.
Mudah depresi, marah dan agresi.
10. Tidak siap
untuk menjadi orang tua di masa muda dan tidak bertanggung jawab.
Lembar Kerja 1
“Memetik Pengetahuan & Manfaat”
Setelah saya
mendapati pelajaran dan bimbingan tentang pendidikan seks , saya menjadi tahu
bahwa:
1.
.................................................................
2.
.................................................................
3.
.................................................................
4.
.................................................................
5.
.................................................................
6.
.................................................................
7.
.................................................................
Manfaat yang saya dapat dari
pendidikan seks kali ini adalah:
·
Dalam
hal kognitif
1.
.......................
2.
.......................
3.
.......................dstnya.
·
Dalam
hal afektif
1.
......................
2.
......................
3.
......................dstnya.
·
Dalam
hal konatif
1.
......................
2.
......................
3.
......................dstnya.
Menonton
video pendek tentang “Remaja dan Seksualitas di Zaman Modren”
PENDIDIKAN SEKS &
CINTA REMAJA
Pendidikan seks
dan cinta mutlak diberikan oleh semua tingkatan usia, terutama remaja dalam
tingkat usia peka terhadap hal-hal yang menyangkut seks; bahkan bagi mereka,
persoalan cinta terhadap lawan jenis sudah merupakan tuntutan. Karena demikian
besarnya pengaruh cinta pada mereka, maka tak jarang mereka menyalahartikan
hakikat cinta dengan seks. Seks sering diartikan sebagai kelanjutan cinta,
meskipun mereka belum resmi menjadi suami istri. Sebagai akibatnya, banyak
orang tua yang terpaksa mengawinkan anak mereka pada usia muda karena telah
terjadi “kecelakaan”.
A.
Bermulanya
Cinta
Ketika remaja atau dewasa merasakan bahwa dirinya jatuh
cinta untuk pertama kalinya, maka sebenarnya ia sudah mengalami aneka macam
cinta yang berkembang dari satu babak ke babak lain. Pada usia remaja, anak
perempuan ataupun lelaki mengalami perkembangan-perkembangan kelenjar. Orang
tua mulai menekankan bahwa yang berlainan jenis kelamin tidak boleh berhubungan
terlalu intim, dan harus ada batasan. Pada saat itulah anak perempuan dan anak
lelaki mulai saling tertarik dan memperhatikan. Dari rasa tertarik dan
perhatian, timbullah perasaan jatuh cinta yang berkembang menjadi
getaran-getaran rohaniah ataupun badaniah. Jatuh cinta pada masa remaja
merupakan babak lanjutan dari tahap-tahap cinta yang pernah dialami sejak dini.
B.
Sikap
Terhadap Seksualitas
Dalam kehidupan yang berlainan, pemahaman manusia tentang
seks berbeda satu sama lainnya. Adakalanya seks diartikan sebagai suatu
kekejaman, atau dirasakan sebagai pantulan rasa cinta, bahkan ada juga yang
mengartikannnya sebagai khayalan semata. Oleh karena itu, hubungan seks dapat
terjadi antara dua orang yang saling mencintai atau dua orang yang saling
membenci.
Para remaja yang telah membaca maupun menonton tentang
seks banyak yang merasa bahwa dirinya telah ditipu. Mereka merasa dibohongi karena
selama ini pemahaman serta penerangan tentang seks lebih diarahkan pada anatomi
semata. Seharusnya para remaja dan siapa pun perlu mengetahui bahwa masalah
seksualitas bukanlah urusan anatomi belaka. Seksualitas bukanlah semata-mata
urusan bagaimana mengetahui tubuh seseorang perempuan atau tubuh seseorang
lelaki, dan bukan pulalah perasaan yang bergejolak belaka. Lambat laun kita
akan menyadari bahwa seksualitas dalam arti luas merupakan sesuatu yang
mahaluas dan kompleks. Seks merupakan perpaduan antara perasaan yang membara ,
bukan hanya terhadap seseorang tetapi terhadap banyak keindahan.
C.
Tingkah
Laku Seksual Pada Remaja Putra dan Putri
Pola tingkah laku seksual pada seorang remaja putra
ataupun remaja putri sebagian terbentuk secara insting, dan sebagian lagi di
bentuk dari apa yang mereka baca, dengar, ataupun pelajari. Pola tingkah laku
seksual mereka terbilang unik saat mereka jatuh cinta yaitu:
-
Rata-rata
remaja putralah yang selalu berperan aktif dalam mendekati remaja putri yang
telah menarik hatinya. Sedangkan remaja putri juga merasakan hal yang sama
tetapi lebih bersifat menunggu lelaki yang ia taksir mendekatinya.
-
Pada
remaja putra, dorongan seksualnya lebih banyak terjadi di permukaan saja.
Sedangkan pada remaja putri, dorongan seksual tidaklah terlalu mendesak dan
mereka mampu untuk mengontrolnya.
-
Remaja
putra lebih terkesan pada penampilan badaniah wanita yang menggairahkan
walaupun ia tidak megetahui kepribadian wanita itu, sedangkan remaja putri
lebih tertarik pada pria yang penampilannya menarik dan pintar.
-
Remaja
putri dapat juga mudah terangsang sedikit demi sedikit, dan ketika gejolak
seksualnya mencapai titik puncak, mereka akan melakukannya juga. Namun mereka
lebih mampu menundanya, malah mereka mampu menghentikan takala mereka terlibat
dalam suasan yang intim.
-
Seorang
pemuda seperti juga pemudi, dapat saja jatuh cinta secara mendalam dengan
kesetiaan yang berlebih-lebihan atau penuh perhatian.
Ø
Game
Kelompok
D.
Perbedaan
yang Menyolok antara Cinta yang Romantis dan Seksualitas
Masalah yang tidak menyenangkan, atau yang membawa
pertentangan batin untuk para pemuda dan pemudi yang idealistis, lebih-lebih
pada usia belasan tahun yang menyolok sekali antara seks secara badaniah dan
perasaan yang romantis disertai kelembutan, yang bertalian dengan spritual.
Bagaimana cara mengetahui perbedaannya? Apakah kita
benar-benar jatuh cinta, ataukah hanya perasaan romantis yang bergejolak,
ataukah hanya tertarik secara seksual? Jalan satu-satunya adalah dengan
memahami dan menyadarinya secara perlahan-lahan.
Dalam keadaan bahagia, ketika jiwa sedang tergugah dan
tubuh bergairah maka apa-apa yang dirasakan lantas melebur dan diartikan bahwa
kita benar-penar jatuh cinta. Dapat saja kita menafsirkan bahwa cinta itu
adalah cinta yang paling mulia dan kita yakin tidak akan pernah mencintai lagi.
Takala kita mencapai usia remaja atau memasuki usia duapuluhan, aspek cinta
romantis dan seksualitas tampaknya larut menjadi satu.
Aspek-aspek badaniah tentang seksualitas begitu mentah
dan amat medesak, lebih-lebih pada usia remaja, sehingga tidak seorang pun yang
tidak mengalaminya. Yang jelas, saat kita mencapai usia remaja banyak dari kita
yang lantas mengalami dorongan seksual itu, sehingga dapat menimbulkan daya
imajinasi tentang hubungan seksual badaniah yang amat menarik, mengasyikan,
bahkan mengejutkan. Terdorong oleh aspek itu timbul keinginan kita mencari tahu
tentang lawan jenis.
Bila seorang remaja putra berada di suatu tempat dengan
lawan jenisnya yang telah menarik perhatiannya, mereka terdorong untuk
mendapatkan keasyikan dengan jalan bersentuhan satu sama lain. Pada tahun-tahun
pertama masa remaja atau pada awal kencan, sebenarnya kenikmatan yang dirasakan
hanyalah semu. Semua perasaan yang bergejolak dan menggebu-gebu itu belum dapat
diartikan sebgai cinta yang tulus, atau dasar yang kuat serta rela untuk
mengadaka hubungan yang lebih mendalam secara badaniah. Semua itu lebih banyak
terjadi karena dorongan keluar yang sedang aktif-aktifnya pada periode itu.
Dorongan-dorongan yang amat medesak ini pula yang menyebabkan kita melakukan
hal-hal yang lain.
Pada tahun-tahun pertama masa kencan di masa remaja,
dorongan untuk saling berhubungan hanya cenderung karena aktivitas kelenjar
seksual, walau dibarengi dengan semacam cinta. Pada masa ini remaja putra dan
putri mulai tertarik pada lawan jenisnya secara badaniah. Pada masa ini, remaja
putra atau putri dalam waktu yang bersamaan dapat saja tertarik pada beberapa
lawan jenisnya.
Jatuh cinta secara bersungguh-sungguh sebenarnya
merupakan suatu proses yang lain. Hal ini bukan hanya membutuhkan perasaan yang
membara, tetapi lebih banyak rasa tanggung jawab. Malah, jatuh cinta adalah
proses seumur hidup karena cinta sebagaimana juga semua yang hidup dan tumbuh
memerlukan perawatan.
Ø
Game
kelompok
Jenis permainan : Karet
Cinta
Durasi : 10
menit
Peserta :
Semua siswa-siswi (50 orang)
Alat dan bahan : Gelas,
tusuk gigi dan karet sebanyak jumlah peserta
Cara bermain :
1.
Siswa-siswi
secara acak dibagi dalam 5 kelompok
2.
Lalu
setiap kelopok dibagi berdiri memanjang ke belakang
3.
Siswa-siswi
harus terlebih dahulu mendengarkan intruksi dari guru mengenai cara bermain
yang baik dan benar
4.
Saat
tanda waktu dimulai, setiap siswa lalu menggigit tusuk gigi. Siswa yang berada
di garis start akan mengambil karet menggunakan tusuk gigi yang ada pada
mulutnya, lalu di over pada temannya
5.
Begitu
seterusnya, sampai pada orang terakhir
akan memasukan karet tersebut ke dalam gelas plastik enggunakan tusuk
gigi di mulutnya
6.
Karet
yang jatuh tidak dapat diambil dan harus di ulang dari awal.
7.
Setelah
tanda waktu sesesai, semua aktivitas dihentikan dan guru akan menghitung hasil
perolehan karet. Karet yang paling banyak dinyatakan sebagai pemenang dan
mendapat reward, sedangkan yang kalah akan diberikan hukumna sesuai permintta
pihak yang menang
Tujuan permainan :
1.
Siswa-siswi
menjadi tambah semangat
2.
Membangun
jiwa kerja sama
3.
Melatih
kecepatan
4.
Mempererat
hubungan diantara semua siswa
Lembar Kerja 2
“Sharing Bersama
Teman”
Semua siswa yang telah dibagi
dalam kelompok permainan sebelumnya diminta untuk duduk berkelomok. Dalam
kelompok tersebut akan di adakan sharing bersama. Dari masing-masing kelompok
akan diminta kesediannya 2 atau 3 orang untuk mensheringkan tentang pengalamannya
yang berhubungan dengan pendidikan seks dan cinta remaja. Selesai sharing,
siswa akan diminta untuk menuliskan beberapa hal berikut.
Ø
Pengalaman
apa yang dapat saya petik dari sharing teman saya?
Ø Adakah pengalaman sama yang dialami seperti teman yang
mensheringkan pengalamannya?
Ø Ceritakan pengalaman mu yang berkaitan dengan pendidikan
seks dan cinta remaja!
Ø Harapan saya setelah mengikuti materi hari ini
adalah............
Ø
Kesimpulan
dari materi hari ini adalah........................
PENUTUP
Sebagai orang
muda yang masih berada dalam tumbuh kembang yang penuh gejolak, kita tentunya
harus memiliki bekal pendidikan yang memadai. Salah satu bekal pendidikan yang
juga penting pada masa kita ini adalah pendidikan seks. Pendidikan seks
membantu kita untuk lebih memahami diri kita dan lawan jenis kita. Pendidikan
seks mengajak kita untuk melihat segala sesuatu dalam pandangan yang positif.
Pendidikan seks dapat dijadikan bekal untuk menangkal godaan dan nafsu dari
dalam maupun luar diri kita yang ingin merasakan pengalaman menyenangkan dengan
menghadirkan dampak akibat perbuatan kita yang tidak bertanggung jawab.
Pendidikan seks sangatlah berkaitan dengan cinta remaja. Cinta yang terlalu
menggebu-gebu dapat mengarahkan kita pada perilaku seks yang sebenarna belum
layak untuk kita lakukan. Kenali dan pahami cinta yang kita alami dan perdalam
pemgeahuan tentang pendidikan seks, maka kita dapat meminimalisir perilaku seks
yang sedang mengintai kita.
0 komentar:
Posting Komentar