RANGKUMAN
HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
TES KECERDASAN
1.
TES
SPM
a. Deskripsi
Tes SPM
i. Landasan
Teori
SPM (Standard
Progressive Matrixes)
a. Pengertian
Standard Progressive Matrixes, merupakan
salah satu tes inteligensi yang dikenal luas di Indoensia. SPM merupakan tes
non verbal yang menyajikan soal-soal dengan menggunakan gambar-gambar yang
berupa figur dan desain abstrak, hingga diharapkan tidak tercemari oleh faktor
budaya. Tes ini tidak menghasilkan IQ, melainkan skor yang dapat dibandingkan
dengan norma untuk menunjukkan tingkat kemampuan mental seorang anak.
Tes Standard Progressive Matrices (SPM). Tes ini
pertama kali diciptakan oleh John. C Raven tahun 1938 dan pertama kali
digunakan untuk Angkatan Bersenjata Inggris dalam Perang Dunia II. Jenis tes
ini dikelompokkan sebagai tes non verbal artinya materi soalnya tidak diberikan
dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Tes
ini digunakan untuk mengukur kemampuan dalam hal pengertian dan melihat
hubungan bagian bagian gambar yang disajikan serta mengembangkan pola berpikir
yang sistematis. Tes ini dianggap sebagai culture fair test (adil untuk semua
budaya) karena mampu meminimalkan pengaruh budaya tertentu.
Materi tes berupa gambar dengan sebagian yang
terpotong, tujuannya subjek mencari potongan gambar yang cocok dari alternatif
gambar yang disediakan. Penyajian tes dapat dilakukan secara klasikal atau
individual yang hasilnya berupa persentil dan grade dari inteligensi. Tes ini
terdiri dari 60 soal yang dikelompokkan dalam lima seri yaitu: A, B, C, D, dan
E, setiap seri terdiri dari 12 item. Total waktu yang dibutuhkan tidak
terbatas, tetapi biasanya disediakan waktu 30 menit. Tes ini biasa digunakan
pada anak SD maupun SMP.
b.
Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan memahami
figur yang tidak berarti dengan mengobservasi dan berfikir jernih pada saat
mengerjakan tes, kemudian melihat hubungan antara figur-figur yang ada yang
pada gilirannya mampu mengembangkan penalaran. Disamping itu untukmengukur
kemampuan seseorang untuk membentuk hubungan persepsi.
Tes SPM disusun berdasarkan teori faktor ”g” yang
dikemukakan oleh Spearman yang bertujuan untuk mengungkap kemampuan intelektual
(inteligensi umum) individu. Aspek-aspek yang diungkap dalam tes ini adalah:
1. Kemampuan
penalaran ruang yaitu kemampuan seseorang dalam memahami konsep ruang
(spasial).
2. Kemampuan
menganalisis, mengintegrasikan, mencari dan memahami sistem hubungan diantara
bagian-bagian.
3. Kemampuan
dalam hal ketepatan yaitu kemampuan seseorang dalam menghitung.
ii.
Jenis tes
SPM dikelompokkan
sebagai tes non verbal artinya materi soalnya tidak diberikan dalam bentuk
tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Selain itu
juga SPM masuk dalam jenis tes speed karena bertujuan untuk mengukur
kecepatan/ketangkasan dalam mengatasi masalah, skor biasanya menunjukan
frekuensi masalah yang diatasi. SPM juga masuk dalam jenis tes individual
maupun kelompok karena tes ini bisa dilakukan sendiri atau kelompok.
iii. Jumlah
soal
Tes Standard Progressive Matrices (SPM) terdiri atas 60 butir soal atau pola-pola, yang terbagi dalam lima (5) kelompok soal (A, B, C, D, E), dimana
masing-masing kelompok soal berisi 12 soal. (A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7, A8,
A9, A10, A11, A12, B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, B12, C1, C2,
C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, C10, C11, C12, D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8, D9,
D10, D11, D12, E1, E2, E3, E4, E5, E6, E7, E8, E9, E10, E11, E12)
iv. Waktu
Waktu untuk pengerjaan Tes SPM ini adalah 30 menit.
v. Prosedur
pengerjaan
Prosedur pengerjaan tes SPM adalah
ü Mengisi identitas pada lembar kerja tes
ü Sebelum mengerjakan tes, testee di minta untuk
mendengarkan tester membacakan petunjuk bagaimana mengerjakan tes SPM ini.
ü Setelah selesai petunjuk di bacakan, kemudian testee di
minta untuk mulai mengerjakan tes dalam waktu 30 menit. Semua testee memiliki
waktu pengerjaan yang sama rata
ü Dalam mengerjakan tes, testee di minta untuk melengkapi
kotak gambar yang terpotong dengan pilihan gambar yang sudah disediakan.
ü Ketika tanda waktu selesai, testee di minta untuk
berhenti mengerjakan tes entah sudah selesai atau belum
ü Hasil tes tersebut akan dihitung oleh tester atau
dihitung bersama-sama dengan testee.
vi. Langkah-langkah
dalam scoring dan interpretasi
Ø Cara Skoring Standard Progressive
matrices :
1. Menskor jawaban testee sehingga
mendapatkan skor mentah
Cara
penilaian pada tes ini adalah memberi nilai 1 pada jawaban yang benar, dan
nilai 0 pada jawaban yang salah. Sehingga skor mentah atau Raw Scored maksimal
yang dapat diperoleh adalah 60 (RS maksimal = 60). Semua angka jawaban yang
cocok dengan angka pada kunci jawaban dijumlahkan. Jumlah
angka jawaban yang sesuai tersebut disebut skor mentah yang dimiliki Testee.
2. Mengkonversikan
Skor Mentah Dalam Persentil
Setelah Raw Score diperoleh, maka tester perlu mengubah skor tersebut ke dalam
bentuk persentil. Caranya adalah skor mentah diperoleh dimasukkan dalam table
skor mentah dan langkah selanjutnya adalah mengkonversikan skor mentah ke dalam
persentil. Skor persentil diperoleh dengan cara
mencocokkan skor mentah pada tabel konversi.
3. Mengkonversikan
Persentil ke Dalam IQ
Untuk mengkonversikan persentil dari masing-masing testee ke dalam IQ digunakan
tabel equivalensi. Cara mengkonversikannya adalah dengan cara persentil
masing-masing testee dicari pada tabel equivalensi pada kolom persentil ditarik
garis ke kanan maka akan diketemukan IQ masing-masing testee.
4. Menentukan Taraf Inteligensi
Setelah IQ masing-masing testee diperoleh dan kita berkeinginan untuk
mengetahui taraf IQ seseorang testee, maka IQ masing-masing testee harus
dicocokkan dengan klasifikasi tertentu. Untuk menentukan taraf IQ masing-masing
testee digunakan klasifikasi IQ dari Stanford – Binet Test
Ø Interpretasi
Dari hasil
skoring tes SPM ini kita bisa mengukur dan mengetahui berapa banyak soal yang
dapat di kerjakan dengan benar dan berapa soal yang salah. Jumlah yang benar
akan di ubah ke dalam bentuk presentil lalu di konverskan dan di cari dalam
tabel equivalensi untuk menentukan taraf intelegensi diri sendiri.
b. Kesan/tanggapan
setelah mengerjakan tes
Kesan saya setelah mengerjakan tes ini
adalah ternyata soal ini tidaklah mudah di kerjakan. Ada banyak soal yang
membutuhkan ketelitian, sehingga dalam pengerjaannya kadang satu soal
menghabiskan waktu sampai 1 menit. Alhasil dalam waktu 30 menit saya tidak
sampai selesai mengerjakan tes tersebut
c. Kekuatan
dan kelemahan tes
Ø Kekuatan dari Tes SPM
·
Tes ini mengasah
kecepatan dan ketepatan dalam mengerjakan soal tes.
·
Tes ini mengukur
pemahaman dan pengertian terhadap gambar yang diberikan dan mengembangkan pola
pikir sistematis
·
Tes ini adil untuk
semua budaya
·
Hasil skor dapat dibandingkan dengan
norma untuk menunjukkan tingkat kemampuan mental seseorang.
·
Dengan adanya tes
ini, kita dapat mengetahui kesulitan belajar yang kita alami.
Ø Kelemahan dari Tes SPM
·
Tes yang berbatas
waktu ini, tidak menjamin apakah seseorang benar memiliki intelegensi yang
tinggi atau rendah, karena mungkin saja seseorang tidak bisa menyelesaikan
semua soal karena dia teliti.
d. Hasil
tes
Nomor :
141114052
Nama :
Maria Titian Moi Lay (P)
Pendidikan formal :
Mahasiswa
Pekerjaan dan Jabatan : -
Tanggal Tes :
08-09-2015
Tanggal Lahir :
05-08-1996
Usia :
19 tahun 1 bulan
Jumlah soal benar :
42 soal
Jumlah soal salah :
18 soal
RS :
42
SS :
35
Golongan :
Persentil :
40
Norma T :
51
Norma Standar sebelas : 5
Analisis :
Berdasarkan hasil tes yang saya peroleh dalam pengerjaan tes SPM ini, saya
memiliki kelemahan dalam mengerjakan tes dengan cepat. Saya cenderung lama dalam
menyelesaikan satu soal. Saya belum bisa mengatur berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu
soal. Saya kurang bisa menyelesaikan soal tes gambar yang berbentuk bangun
ruang dan garis.
RANGKUMAN
1.
Tanggapan saya
terhadap tes kecerdasan ini adalah tes ini tidak sepenuhnya benar dalam
mengukur kecerdasan saya. Karena menurut saya, diri saya ini mampu dalam
menyelesaikan soal tes maupun ujian dengan baik dan benar serta nilai yang saya
peroleh memuaskan. Saya agak kurang menerima tes ini juga karena, saya
mendapatkan skor 42 bukan karena saya tidak tahu mengerjakan, tetapi karena
selama mengerjakan tes ini saya selalu teliti untuk setiap soalnya. Saya tidak
bisa menyelesaikan karena kehabisan waktu.
2.
Sandungan
yang mungkin saya
hadapi terkait dengan kecerdasan
saya adalah kurang bisa mengatur waktu dalam menyelesaikan suatu soal. Saya
cenderung berpikir lama dengan harapan untuk bisa mengerjakan semua soal dengan
baik. Tetapi hai itulah yang membuat saya kehabisan waktu dan membuat saya
menjadi tidak fokus ketika waktunya hampir selesai. Bukannya hasil bagus yang
di peroleh tapi hasil yang kurang memuaskan.
0 komentar:
Posting Komentar