i.
Nama
Nama
asli : Abstract Reasoning
Nama
Indonesia : Tes Penalaran
ii.
Jenis tes
Tes
penalaran termasuk dalam jenis tes verbal artinya materi soalnya
tidak diberikan dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk
gambar-gambar. Tes ini juga masuk dalam jenis
tes individual maupun kelompok karena tes ini bisa dilakukan sendiri atau
kelompok.
iii.
Jumlah soal
Tes berhitung ini
memiliki jumlah soal sebanyak 50 butir soal.
iv.
Waktu
Waktu pengerjaan tes
ini adalah 25 menit dan 5-10 menit untuk waktu instruksi.
v.
Prosedur pengerjaan
Prosedur pengerjaan tes
ini adalah:
·
Mengisi identitas pada lembar
kerja tes (Nama, jenis kelamin, umur, tanggal testing, nomor, sekolah, kelas,
tester).
·
Sebelum mengerjakan tes,
testee di minta untuk mendengarkan tester membacakan petunjuk bagaimana
mengerjakan tes berhitung ini.
·
Setelah selesai petunjuk di
bacakan, kemudian testee di minta untuk mulai mengerjakan tes dalam waktu 25
menit. Semua testee memiliki waktu pengerjaan yang sama rata.
·
Dalam mengerjakan tes, testee
di minta untuk melihat satu deretan pola
atau gambar sperti pada dalam petunjuk. Tiap-tiap deret merupakan satu soal
yang terdiri atas empat gambar. Keempat gambar ini merupakan suatu rangkaian
yang telah tersusun menurut pedoman tertentu. Tugas testee adalah mencari gambar
kelimadengan cara memilih salah satu dari deretan gambar yang tersedia.
·
Berilah tanda silang pada
soal lembar jawaban, jawaban yang dipilih.
·
Ketika tanda waktu selesai,
testee di minta untuk berhenti mengerjakan tes entah sudah selesai atau belum.
·
Hasil tes tersebut akan
dihitung oleh tester atau dihitung bersama-sama dengan testee.
vi.
Langkah-langkah dalam scoring
dan interpretasi
·
Langkah-langkah dalam
menskoring tes berhitung ini adalah:
1. Hitunglah
jumlah jawaban yang benar dan salah. Jawaban yang benar di beri skor 1 untuk
setiap nomor, dan skor 0 untuk jawaban yang salah.
2. Lalu
gunakan rumus untuk mendapatkan RS = B – ¼ S (jumlah yang benar dikurang ¼
dikali salah)
3. Setelah
diperoleh jumlah jawaban yang benar, ditulis pada raw score yang ada pada
lembar jawaban.
4. Jumlah
jawaban yang ada di RS kemudian di cocokan ke dalam tabel presentil atau norma
presentil.
5. Berikut
tabel norma persentil tes penalaran.
Persentil
|
Angka
Kasar
|
Keterangan
|
99
95
|
47-50
43-46
|
BS
|
90
85
80
|
41-42
40
39
|
B
|
75
70
65
|
38
37
36
|
S+
|
60
55
50
45
|
35
34
33
32
|
S
|
40
35
30
|
31
30
28-29
|
S-
|
25
20
15
10
5
|
27
24-26
20-23
14-1
7-13
|
K
|
1
|
0-6
|
KS
|
·
Interpretasi
Skor persentil
yang berupa angka ini kemudian di interpretasikan secara kualitatif sesuai
dengan hasil pengukuran individu. Hasil skor individu tersebut menunjukkan
bagaimana kemampuan individu mengerjakan dan memahani tes penalaran ini dan dituliskan
pada baris dengan makna persentil atau norma persentil. Persentil individu
menunjukkan bagaimana kedudukan atau peringkat seseorang dalam tes penalaran
dalam perbandingannya dengan individu-individu lain yang setingkat.
Interpretasi yang berupa hasil skor dan presentil ini penting untuk membuat
kesimpulan mengenai pengukuran terhadap kemampuan penalaran yang dilakukan,
kemudian hasil kesimpulan dijadikan rekomendasi yang relevan untuk
pelajaran atau pekerjaan/profesi yang memerlukan persepsi hubungan antara
benda–benda dan atau
membantu memberikan konseling yang berkaitan dengan masalah penalaran.
a. Kesan/tanggapan
setelah mengerjakan tes
Kesan
saya setelah mengerjakan tes ini adalah ternyata soal ini memiliki tingkat
kesulitan yang lumayan tinggi. Soal ini membutuhkan ketelitian dan kecepatan,
sehingga dalam pengerjaannya membutuhkan waktu pengamatan yang banyak dalam
memilih gambar yang paling benar dan sesuai dengan penalaran. Alhasil dalam
waktu 25 menit saya tidak sampai selesai mengerjakan tes tersebut, saya hanya
mampu mengerjakan 26 nomor .
b. Kekuatan
dan kelemahan tes
Ø Kekuatan
tes ini adalah:
1.
Tes ini mengukur kemampuan
penalaran individu yang bersifat “non–verbal”, yaitu meliputi kemampuan
individu untuk dapat memahami adanya hubungan yang logis dari figur–figur abstrak atau prinsip–prinsip “non–verbal designs”.
2.
Tes ini digunakan dilingkungan
sekolah, perusahaan, dan kegiatan sosial lainnya. Tes ini relevan untuk
pelajaran atau pekerjaan/profesi yang memerlukan persepsi hubungan
antara benda – benda.
3.
Tes ini bisa diberikan secara
individual maupun klasikal.
Ø
Kelemahan tes ini adalah:
1.
Waktu untuk mengerjakan tes ini
sangat kurang.
2.
Petunjuk pengerjaanya kurang komplit
sehingga membuat testee masih bingung.
3.
Soal-soal yang berupa gambar-gambar
digambar dengan ukuran yang kecil dan kurang jelas sehingga membuat mata testee
menjadi sakit karena harus benar-benar menajamkan penglihatan.
c. Hasil tes
Nama : Maria Titian Moi Lay
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur :
19 tahun
Tgl. Testing : 27 Oktober 2015
Nomor : 001
Sekolah : Universitas Sanata Dharma
Kelas : B
Testeer : Ibu Retno
Scorer : Angela Septaria Mentari Manao
Score (RS) : 26 – ¼ x 24 = 21,25
Stanel (WS) :
Persentil : 15 % (K)
RANGKUMAN
1.
Tanggapan saya terhadap tes
penalaran ini adalah tes ini membuat saya akhirnya tahu bahwa saya sangatlah
lemah di dalam penalaran yang berhubungan dengan benda-benda. Saya lebih banyak
bingung dalam mengerjakan soal penalaran ini. Menurut saya soal ini memiliki
tingkat pengerjaan yang sulit karena individu harus benar-benar memahami dan
menemukan gambar benda yang paling cocok dan harus mampu membuat pengandaian
berdasarkan gambar-gambar sebelumnya yang ada pada soal.
2. Sandungan
yang mungkin saya hadapi terkait dengan kemampuan penalaran saya adalah saya tidak mampu untuk menalar dengan baik segala
sesuatu yang berhubungan dengan penalaran hubungan dengan benda-benda. Saya
akan mendapatkan kesulitan bila dihadapkan dengan soal atau pekerjaan atau
permasalahan yang berkaitan dengan soal penalaran seperti ini. Bila saya
menjadi konselor saya akan mendapatkan kesulitan dalam membantu siswa yang
bermasalah dengan penalaran seperti ini.
0 komentar:
Posting Komentar